Pages

Jumat, 16 Oktober 2009

integrasi interkoneksi




Sekarang kita menyaksikan pesatnya perkembangan dunia penelitian sains dengan kepesatan yang mungkin belum pernah terjadi sebelumnya dalam peradaban manusia. Ada beberapa pihak yang mengatakan bahwa alasan kecepatan dan kesuksesan sains itu adalah hasil pemisahannya dari teologi (agama) dan filsafat. Dan karena pemisahan ini pula doktrin-doktrin filosofis dan agama sulit untuk dapat mengimbangi pesatnya dunia sains. Hal ini menciptakan batasan dan konflik antara sains dan metode-metode pencarian pengetahuan lainnya. Agamalah yang paling banyak menderita. Ini karena banyakj pertanyaan yang tidak lama sebelumya mampu dijawab agama dengan belandaskan kitab sucinya kini perlahan-lahan berpindah ke ranah sains seperti pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan asal usul alam semesta, penciptaan manusia dan astonomi. Doktrin-doktrin agama kini harus menghadapi tantangan dari fisika partikel, teori evolusi, embriologi dan sebagainya. Banyak yang beranggapan bahwa sains, perwujudan rasionaitas akal manusia, akhirnya akan mampu menjawab semua pertayaan yang timbul dalam pikiran manusia, dan secara perlahan namun pasti akan menggeser semua paham dan doktrin agama.
Ditengah keadaan yang seperti ini, maka sangat wajar jika banyak kalangan agamawan yang bergbung ke dalam kubu sains yaitu dengan menerima teori-teori yang diajukan sains dan berusaha menunjukan kesesuaian dengan kitab sucinya (al-Qur`an). Hal ini dapat dilihat dalam bentuk beragam upaya agamawan untuk membuktikan adanya aya-ayat al-Qur`an yang mendukung teori-teori sains yang terkenal dari relativits Einstein, Big Bang sampai teori evolusi Darwin. Jenis karya ini dapat kita sebut literatur Apologetik atau literatur Bucaillis yang disandarkan pada Maurice Bucaillis melalui karyanya The Bible, Qur`an and Science yang dianggap sebagai karya terpenting dalam bidang ini.
Meskipun begitu, tidak sedikit pula kalangan agamawan yang menolak pandangan seperti itu. Bagaimanapun juga kita harus ekstra hati-hati untuk percaya mutlak pada interpretasi (tafsiran) kita akan Al-Qur`an. Hal itu hanyalah interpretasi dan sangat mungkin terbukti salah pada kemudian hari. Kebenaran yang terkandung dalam Al-Qur`an datang dari Tuhan, sedangkan pengetahuan yang kita dapatkan sangat dipengaruhi oleh budaya masyarakat pada masa kita. Dengan klaim kebenaran suatu ayat kita sudah kehilangan kearifan, ruh dan kerendahan hati sebagai umat islam.
Ternyata kemajuan ilmu pengetahuan baik social maupun kealaman tidak diikuti kemajuan kearifan dan akhlak manusia. Manusia semakin kehilangan jati dirinya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu ilmu dengan epistemology yang mampu membuat manusia tentram dan damai dalam hidup tanpa kehilangan eksistensi ilmu tersebut dan idealnya mampu saling mengisi antara ilmu satu dengan ilmu lainnya. Amin Abdulah menamainya integrasi interkoneksi. Mampukah kita? Atau kita akan terjebak dalam pemahaman tafsir apologetic?


Pengertian Integrasi Interkoneksi dan Penerapannya
Menurut Amin Abdullah: Paradigma ini mencakup tiga dimensi pengembangan keilmuan, yaitu hadrlah al-nas, hadrlah al-‘ilm, dan hadrlah al-falasafah. Tiga demensi pengembangan keilmuan ini bertujuan untuk mempertemukan kembali ilmu-ilmu modern dengan ilmu-ilmu keislmanan.
1. pada ranah filosofis integrasi interkoneksi yang dimaksud bahwa setiap mata kuliah harus diberi nilai fundamental eksistensial dalam kaitannya dengan disiplin keilmuan lainnya dan dalam hubungannya dengan nilai-nilai humanistik.
2. pada ranah materi, integrasi interkoneksi merupakan bagaimana suatu proses mengintegrasikan nilai-nalai kebenaran universal umumnya dan keIslaman khususnya dalam pengajaran mata kuliah umum seperti filsafat, antropologi dan lain-lain.
implementasi integrasi interkoneksi pada ranah materi ada tiga model yaitu :
a. model pengintegrasian kedalam paket kurikulum
b. model penamaan mata kuliah yang menunjukan hubungan antara dua disiplin ilmu umum dan keIslaman
c. modelm pengintegrasian kedalam tema-tema mata kuliah
3. pada ranah metodologi, yaitu ketika sebuah disiplin ilmu diintegrasi dan diinterkoneksikan dengan disiplin ilmu lain, contohnya psikologi dengan nilai-nilai Islam
4. pada ranah strategi, merupakan ranah pelaksanaan atau praktis dari proses pembelajara keilmuan integrsi interkoneksi

Model Kajian Integrasi Interkoneksi Ilmu
Model Kajian Integrasi Interkoneksi Ilmu dapat berwujud dalam tiga model:
1) informatif merupakan suatu disiplin ilmu pelu diperkaya dengan informasi yang dimiliki oleh disiplin ilmu lain sehingga wawasan civitas akademik semakin luas.
2) konfirmatif mengandung arti bahwa suatu disiplin ilmu tertentu untuk dapat membangun teori yang kokoh perlu memperoleh penegasan dari disiplin ilmu yng lain.
3) korektif, berarti suatu teori ilmu tertentu perlu dikonfrontir dengan ilmu agama atau sebaliknya sehingga yang satu dapat mengoreksi yng lain.
Aspek aksiologis muslim adalah ujung dari mata rantai tujuan setiap usaha manusia termasuk membangun ilmu adalah tujuan Allah menciptakan manusia, khalifah fi al ard, yaitu sebagai penyebar rahmatan lil alamin. Artinya, bangunan ilmu akhirnya harus bermuara kepada Allah
Aspek kedua adalah ontologi yakni apa yang dikaji oleh ilmu pengetahuan. Dalam surat al-baqarah 31 Allah telah memberi contoh melalui pengajaran yang diberikan kepada nabi adam yaitu wa allama adama al asmaa kullaha. Jadi objek ilmu menurut islam adalah kullaha, semuanya.
Aspek ketiga adalah epistemologi yakni dengan apa sesuatu bisa dikenali atau diketahui. Salah satu fungsi diturunkannya Al-Qur’an adalah sebagai huda atau petunjuk agar manusia menjadi terarah. Petunjuk ini juga berlaku bagi para ilmuwan dalam membangun ketiga landasan ilmu pengetahuan. Tegasnya, menurut epistomologi islam kitab suci al-Qur’an juga bisa menjadi sumber pengetahuan.
Daftar pustaka
Muhamad Muhyidin, Asal Usul Manusia, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2006),
Harun Yahya, Al-Qur`an dan Sains, (Bandung, Dzikra, 2007)
Dr. M. Quraish Shihab, membumikan Al-Qur`an, (Bandung, Mizan,1992),
Dr. Agus Puwanto, M.Sc, Ayat-Ayat Semesta, (Bzndung, Mizan, 200),
http://sokaktifis.wordpress.com/
http://wwwdwieutamy.blogspot.com/

Kamis, 28 Mei 2009

AL QUR`AN DAN SAINS ANTARA KESERASIAN, PERTENTANGAN DAN MUKJIZAT

A.Al-Qur`an dan Tafsir
Al-Qur`an adalah kalam Allah yang mu`jiz, diturunkan kepada nabi dan rosul terakhir dengan perantara malaikat Jibril al-amin yang tertulis dalam mushaf, berbahasa arab,yang dinukilkan kepada kita secara mutawatir, membacanya merupakan ibadah yang dimulai dari surat al-fatihah dan di akhiri surat an-nash.1
Adapun Tafsir berasal dari bahasa Arab fassara, yufassiru, tafsiran yang berarti penjelasan, pemahamann dan perincian.2Al-Qur`an yang menggunakan bahasa Arab masa lalu ini memiliki ungkapan-uangkapan yang banyak sekali bersifat simbolik, menggunakan lambang-lambang yang tidak menunjuk kepada pengertian lugasnya. Makna yang dikandung harus dipahami dengan menyebrangi batas kebahasaannya. Oleh karena itu banyak sekali pernyataan-pernyataan dalam Al-Qur`an yang mengandung lebih dari satu arti atau multi-interpretable. Dan kitab inipun bukan sebuah buku ilmiah atau buku sejarah, walau tak jarang menyinggung fenomena-fenomena alam yang mungkin bisa menjadi hipotesis atau informasi awal bagi pencarian teori ilmiah tentang objk-objek yang disebutnya atau fakta-fata sejarah.
B.Ilmu Pengeatahuan(Sains)
Di Indoneseia science sering disama artikan dengan ilmu pengetahuan. Ada yang setuju ada yang tidak sehingga mereka mengartikan science tetap dengan kata sains yaitu kata yang sudah di bahasa Indonesiakan meskipun pengucapannya tetap sama. Terlepas dari itu semua, penulis mencoba menggabungkan atau menganggap sama kedua hal tersebut tanpa ada maksud-maksud lain.
Dalam hal ini sains kita sama artikan dengan ilmu pengetahuan. Dan ini mempunyai dua tinjauan yaitu yang pertama adalah tinjauan definisi dari ilmu itu sendiri dan yang kedua tinjauan dari definisi pengetahuan.
llmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi kedalam hal yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi perawat.
Kata ilmu sendiri merupakan kata serapan dari bahasa Arab "ilm" yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan lain sebagainya.
Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
1.Obyektif. Ilmu harus memiliki obyek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Obyeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji obyek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan obyek, dan karenanya disebut kebenaran obyektif; bukan subyektif berdasarkan subyek peneliti atau subyek penunjang penelitian.
2.Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3.Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu obyek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4.Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180ยบ. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dnegan ilmu-ilmu alam mengingat obyeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula. 3
Pengetahuan berarti adalah segala sesuatu yang menjadi obyek untuk dikaji lebih dalam. Pengetahuan sebagai obyek didasarkan dari bentuk katanya sendiri menurut tata bahasa Indonesia yaitu kata yang mendapat imbuhan pe-an berarti dia merupakan kata benda atau obyek, dalam artian dia menjadi penderita atau yang dikaji. Segala hal yang ada di alam semesta ini baik yang terkecil sampai yang terbesar semua bisa disebut pengetahuan. Sehingga pengetahuan mencakup semuanya yang ada di alam semesta ini.
Bangunan sains sendiri terdiri atas tiga pilar utama, yaitu ontology, aksiologi dan epistemology.












BAB III
METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pustaka, yang dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh penjelasan mengenai hubungan antara qur`an dan sains.
B.Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yag digunakan peneliti adalah, studi pustaka (library research), yaitu dengan melakukan kajian terhadap berbagai literatur atau pustaka yang sesuai dengan penelitian ini dan interview yaitu peneliti mewawancarai para informan yang terkait
C.Metode Analisis Data
Adapun metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian ini adalah metode analisis, yaitu dengan melakukan analisa (penafsiran) terhadap data yang diperoleh.







BAB V
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A.Ayat-ayat Kauniyah dan Umat Islam
Ada sekian kebenaran ilmiah yang dipoaparkan oleh Al-Quw`an, tetapi tujuan pemaparan ayat-ayat tersebut adalah untuk menunjukan kebesaran Tuhan dan k e-Esa-an-Nya, serta mendorong manusia seluruhnya untuk mengadakan observasi dan penelitian demi lebih menguatkan iman dan kepercayaan kepada-Nya.4 Syaikh Tantawi dalam tafsirnya Al-Jawahir menulis ada 750 ayat kauniyah sedangkan yang telah dirangkum oleh Dr. agus purwanto, M.Sc dalam bukunya Ayat-Ayat Semesta terdapat 800 ayat.
Keprihatinan Syaikh Tantawi telah dilontarkan lebh dari setengah abad yang lalu. Tapi, agaknya umat islam lebih nyaman dengan kondisi yang sekarang ini. Tak perlu bersusah payah untuk bersekolah, bereksperimen, berkutat dengan rumus-rumus selama bertahun-tahun dan tak perlu menghabiskan dana miliaran rupiah untuk membangun laboratorium seperti CERN atau menerbangkan teleskp Hubble. Kita umat islam sudah berbangga diri dengan menerima laporan hasil jadi perdebatan ilmuwan barat kenudian kita dengan terburu-buru membuka Al-Quran untuk mencari mana ayat yang cocok dengan teori tersebut. Dan setelah itu kita terkagum kagum pada kebesaran Allah, dimulut kita ucapkan subhanallah dan iman kita meningkat berlipat ganda. Cukup hanya itu sajadan kita menunggu teori baru lagi sasmbil berdebat tentang pendapat siapa yang palig cocok dengan kondisi sekarang.
Tidak ada upaya dari kita untuk menghitung sendiri, bereksperimen dan mencoba apa yang telah Allah hamparkan di alam semesta ini. Kekuatan kita dihabiskan untuk bekutat pada ayat-ayat hukum. Kondisi kita yang kebanyakan bukan seorang sufi tetapi bersikap kesufi-sufian mengakibatkan kelalaian dan pengabaian kita terhadap sains dan Al-Qur`an itu sendiri. Dr. Agus Purwanto, M.Sc seorang ahli fisika teoritik Indonesia menulis dalam bukunya Ayat-Ayat Semesta:
Meski ayat hukum hanya berjumah seperlima dari ayat-ayat kauniyah tetapi teah menyedot hamper semua energy ulama dan umat islam. Sebaliknya, ayat-ayat kauiyah meskipun nerjumlah sangat banyak tetapi terabaikan. Sains sebagai perwujudan normative dari ayat-ayat kauniyah seolah tidak terkait dan tidak mengantarorang islam ke surge atau neraka sehingga tidak pernah dibahas baik diwilayah keilmuan maupun pengajian-pengajian.5
B.Pandangan Umat Islam Terhadap Qur`an dan Sains
Pandangan kita terhadap sains dan AL-Qur`an secara umum bisa dikelompokan menjadi empat kelompok.
1.Kelompok pertama menerima Al-Qur`an secara penuh dan hanya menerima teori-teori sains yang cocok terhadap Al-Qur`an. Mereka secara terang teragan menolak teori-teori sains yang berbeda dengan Al-Qur`an yang dianggap sebagai hasil karya manusia yang tentunya sangat diragukan kebenarannyadari pada al-Qur`an yang merupakan kalam ilahi yang sudah pasti benar. Pandangan ini dapat diwakili oleh Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf penulis buku Matahari Mengelilingi Bumi. Hal ini dapat dipahami karena pendapat ini lebih berpegang kepada makna lahiriah teks-teks agama (al-Qur`an dan Hadits) dan warisan ajaran yag ada sejak lama dan karenanya ditaqdiskan.
Mereka menolak ketika ditemukan bahwa bumi mengelilingi matahari(heliosentris), sedang dalam Al-Qur`an disebutkan bahwa matahari berjalan sesuai garis edarnya yang mereka pahami mengelilingi bumi(geosentris). Demikian juga ketika teori evolusi dianggap menyelisihi pandangan Al-Qur`an yang mengatakan bahwa manusia berasal dari kera. Kalangan agamawan pada kelompk ini menjawab petanyaan-pertanyaan ilmiah yang ditanyakan sains berdasarkan pada teks-teks agama. Sedang kalangan Sains berdasarkan penyeidikan dan peneitian. Mereka mengklaim bahwa teks-teks agama bersifat mutlak kebenarannya, sehingga semua informasi yang diberikannya pastilah benar adanya. Kebanyakan kalangan ini akan memandang remeh dan sepele terhadap para ilmuwan, mereka memendang ilmuwan terlalu berkutat pada sesuatu yang sebenarnya telah mereka ketahui sejak lama. Dr. Abdul Shabur Sahin dalam
Sebenarnya semua ini bukan masalah besar bagi kita, selama kita masih mampu menjaga dan memegang kesucian teks Al-Qur`an yang telah Allah turunkan. Atau, tidak menyalahi apa yang dibebankan oleh agama. Hal tersebut juga tidak akan mempengaruhi kehidupan kita, selama kita masih menghormati logika nalar yang benar, mempunyai kesadaran dalam mempergunakan ilmu bahasa, dan mengajak masyarakat islam untuk mmpercayai semua rahasia Tuhan yang ada dibalik keajaiban Al-Qur`an.6
Kalangan ini sesungguhnya belum mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai alam semesta dan hukum-hukumnya. Kecuali hanya memberikan gambaran mistis tentang proses penciptaan Tuhan terhadap alam, dalam hitungan hari menurut Tuhan, dan dalam citra makhluk yang telah ditentukan Tuhan. Mengenai umur bumi dan momentum awal kehidupan di bumi, tampak sekali kalangan agama angkat topi. Lalu mereka akan memanfaatkanpenemuan-penemuan kalangan ilmuwan sambil mengatakn bahwa antara agama dan ilmupengetahuan tidak saling bertentangan!7
2.Kelmpok kedua adalah kaum muslim yang menerima penuh teori-teori sains dan menolak doktrin-doktrin agama (Al-Qu`an dan Hadits). Mereka mengatakan bahwa Al-Qur`an hanya berisi ajaran-ajaran agama saja yaitu moral dan ibadah. Jika ada kesamaan-kesamaan antara Al-Qur`an dan teori-teori sains hal itu wajar karena Al-Qur`an yang membuat Tuhan, tetapi jika ada yang bertentangan maka mereka lebih mempercayai teori-teori tersebut daripada yang diinformasikan Al-Qur`an. Mereka umumnya enggan untuk membahas persoalan ini.
3.Kelompok ketiga adalah kaum musim yang menguatkan pendapat yang menyatukan antara sains dan Al-Qur`an. Pendapat inilah yang paling masyhur dalam masyarakat muslim. Pandangan ini mulai mengalami perkembangan ketika diterbitkannya buku The Bible, Qur`an and Science karya Maurice Bucaillis sehingga karya dalam hal ini dapat dikatakan literature bucaillis. Mereka berusaha mengintegrasiakn pandangan agama dan sains. Karya mereka sangat bersifat apologetik. Walau dengan beragan cara pandang tapi tujuan mereka sama yaitu untuk membuktikan bahwa Al-Qur`an adalah wahyu Tuhan. Harun Yahya adalah penulis yang bercorak sama dengan pendapat ini9 banyak menguti dalam bukunya akan kebenaran AL-Qur`an lewat pembuktian sains modern.
Informasi mengenai perkembangan bayi dalam rahim ibu, baru didapatkan setelah serangkaian pngamatan dengan peralatan modern. Namun sebagaimana fakta ilmiah lainnya, informasi-informasi ini disampaikan dalam ayat-ayat Al-Qur`an dengan cara yang luar biasa. Fakta bahwa informasi yabg sedemikian terperinci dan akurat diberiakan dalam Al-Qur`an pada saat bidang ke4dokteran masih prtimitif, merupakan bukti nyata bahwa Al-Qur`an bukanlah ucapan manusia melainkan firman Allah.8
4.Meskipun para pendapat ini mendasarkan prinsipnya pada kieikhlasan untuk membuktikan bahwa ayat-ayat Al-Qur`an adalah benar-benar wahyu Tuhan, tetapi tidak berarti semua orang islam sependapat dengan mereka. Dan pendapat Inilah pendapat yang keempat yaitu tujuan dari Ayat-ayat kauniyah bukan untuk mencari kebenaran. Tetapi kepada implikasi atau kemajuan sains itu sendiri.
Membahas hubungan antara Al-Qur`an dan ilmu pengetahuan bukan denagn melihat, misalnya, adakah teori nrelativitas atau bahasan tentang angkasa luar, ilmu komputer tercantum dalam Al-Qur`an; tetapi yang lebih utama adalah meliohat adakah jiwa ayat-ayatnya yang menghalangi kemajuan ilmu pengetahuan atau sebaliknya, serta adakah satu ayat Al-Qur`an yang bertentangan dengan hasil penemuan ilmiah yang telah mapan? Dengan kata lain, meletakannya pada sisi " social psychology"(psikologi sosial) bukan pada sisi " history of scientific progress"(sejarah pearkembangan ilmu pengetahuan). Anggaplah setiap ayat dari 6226 ayat yang tercantum dalam Al-Qur`an (menurut perhitungan ulama kufah) mengandung teori ilmiah, kemudian apa hasilnya? Apakah keuntungan yang diperoleh dengan mengetahui teori-teori tersebut bila masyarakat tidak dibeari "hidayah" atau petunjuk guna kemajuan ilmu pengetahuan atau menyingkirkan hal-hal yang dapat menghambatnya?9
Sesuatu baru bisa disebut ilmiah apabila ia bersifat rasional, positif, dan empiris –inilah hukum ilmiah yang kita pahami. Demikianlah syarat sesuatu bis dimasukkan kedalam terminologi ilmiah . syaratyang lain adalahsesuatu tersebut bisa diuji dan diteliti kedalam laboratorium sedemikian rupa, sehiungga kesimpulan yang nantinya menjadi teori bisa diambil. Misal, pandangan ilmiah tentang semesta dan jagad raya, tentu saja berbeda dengan pandangan agama tentang hal yang sama. Oleh karena itu, jika teks-teks islam diilmiah-ilmiahkan, tentu hal ini menunjukan satu tingkat kelucuan dan kenaifan btersendiri yang tidak bisa diterima dari sudut pandang ilmiah itu sendiri. Ketika seseorang mengatakan "isyarat-isyarat ilmiah dalam Al-Qur`an",misalnya,maka istilah yang demikian ini tidak bisa diterima.10
Kebenaran Al-Qur`an yang mutlak benar dan kebrnaran sains yang berdasarkan tral andKebenaran Al-Qur`an yang mutlak benar dan kebrnaran sains yang berdasarkan trial and eror itulah yang sebenarnya sulit untuk disatukan. Dan bukan hanya itu saja alasan mengapa kelompok ini tidak sepaham dengan kelompok ketiga. Akan tetapi pandangan kelompok ketiga dikhawatirkan mengandung beberapa pandangan yang membahayakan Al-Qur`an dan kaum muslim sendiri antara lain:
a.Seperti kita ketahui bahwa sejak abad 19 hingga kini umat islam mengalami kemunduran yang parah, dan hal ini mengakibatkan umat islam mengalami perasaaan rendah diri atau inferiority complex. Jika ada penemuan baru, para ilmuwan islam mengatakan bahwa Al-Qur`an sudah sejak lama sekali yaitu satu setengah milenium tahun yang lalu telah menyatakan hal ini, Al-Qur`an lebih dulu daripada sains. Sebenarnya itu adalah akibat dari inferiority complex tadi. Dan para penemu rumus tersebut akan tertawa merendahkan dan berkata kepada umat islam, keanapa tidak tuan temuakan sejak dulu?
b.Dalam litertur apologetik terdapat kesulitan dalam hal bahasa. Suatu kata akan diartikan sangat jauh dari makna sebenarnyaagar sesuai dengan sains. Padahal Al-Qur`an adalah kitab yang sangat intens dengan bahasa terutama bahasa arab lama. Misal, kata kata “dzarrah” yang artinya benda yang sangat kecil diterjemahkan dengan kata atom. Padahal sains sendiri belum berani mengatakan atom adalah benda yang terkecil karena masih berkemungkinan ditemukan partikel yang lebih kecil.



C.Sains Islam
Walau pandangan umat islam mengenai ayat kauniyah Al-Qur`an dengan sains tapi pandangan kelompok kelima adalah yang paling aman yaitu dengan tidak menjadikan pencarian kebenaran sebagai tujuannya (aksiologi) tetapi lebih dititik beratkan pada aplikasi sains yang dijiwai semangat Qur`aniyah sehingga bias mencetak llmuwan yang membawa kepada kesejahteraan manusia. Bangunan sains islam sangat berbeda dengan sains barat. Sains barat ontologinya berdasarkan paham materialism, aksiologinya yaitu sains untuk sains da epistemologiya yaitu dengan metode ilmiah, empirisme dan tidak mempercayai adanya informasi wahyu.


Sedang sains islam bangunan keilmuan terdiri atas ayat-ayat Al Qur’an sebagai berikut:

Epstemologi dari sains islam dan sains barat hamper sama, kecuali sains islam menjadikan wahyu sebasai salah satu sumber informasi yang didukung oleh doa sehingga menghasilkan kesucian. Jadi dapat dibedakan sebagai berikut:

PEMBENTUKAN UNSUR-UNSUR PENYUSUN TATA SURYA BERDASARKAN KAJIAN ASTRONOMI DAN ULUMUL QUR`AN

ABSTRAK

Al-Qur`an kitab suci ummat islam merupakan kitab yang diyakini memiliki mukjizat yang luar biasa. Urutan penceritaan pesan oleh Allah dalam Al-Qur`an mengandung hikmah yang sangat dalam. Allah mendahulukan penyebutan kata “” bintang dari perintah kepada kita untuk melihat dari apa kita diciptakan. Dan langsung dijawab Allah sendiri kita berasal dari air mani bapak ibu kita. Tetapi jika kita melihat lebih jauh kita juga dapat menjawab sel, DNA, darah, otot, tulang dan kulit kita terdiri dari unsur-insur seperti hydrogen, oksigen, sulfur, fosfor dan lainnya.

Unsur tersebur diyakini para astronom di buat didalam tubuh bintang di akhir hidupnya. Ketika hydrogen telah habis diubah menjadi helium,maka helium akan diubah pula menjadi karbon, begitu seterusnya dari karbon ke oksigen, sulfur, besi dan hampir semua unsur dapat diciptakan. Dan akhir dari perjalanan hidup bintang ketika terjadi ledakan supernova yang menghamburkan tubuhnya yang amat kaya dengan unsur-unsur tadi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa urutan ayat tersebut menceritakan pembentukan unsur dalam tubuh bintang.

PENDAHULUAN

Agama Islam mendasarkan dirinya atas noktah-noktah kepercayaan yang dipegangi sebagai kebenaran mutlak yang turun dengan bahasa Arab dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang dinamakan kitab Al-Qur`an. Berita yang disampaikan kitab ini banyak yang menggunakan ungkapan-ungkapan simbolik, bahasa syair yang mendayu-dayu yang bahkan jika dilihat sekilas akan sangat jauh dari pengertian lugasnya. Makna yang dipesankan mesti dicari dengan mendalami pengertian lugasnya sehingga menuntun kepada pengertian yang diinginkan. Dan satu-satunya alat yang dapat digunakan adalah alat bahasa yaitu bahasa Arab. Banyak sekali ayat-ayat yang mengandung pengertian lebih dari satu atau multi-interpretable.1

Bahkan urutan letak ayat dan surat bahkan kata dalam satu ayat akan memberikan suatu pengertian. Hal inilah yang menyebabkan Al-Qur`an adalah satu-satunya kitab paling luwes yang dapat digunakan oleh siapa saja tanpa peduli latar belakang orang yang ingin menggunakannya. Antara seorang ahli fiqih, tauhid, tasawuf bahkan ahli astronomi, fisika, sejarah dapat menggunakan ayat yang sama. Hal inilah yang terlampau hebat dari kitab yang dijadikan mukjizat untuk nabi Muhammad. Kitab ini bukanlah kitab sejarah walau banyak bercerita tentang peradaban zaman dahulu, pun bukan kitab ilmiah meskipun tak sedikit menyinggung fenomena-fenomena alam yang mungkin bisa menjadi hipotesis atau informasi awal bagi teori-teori ilmiah bahkan dengan menggabungkan secara apologetic (walau banyak yang menentang) dapat lebih memahamkan kita akan teori tersebut.

Ilmu pengetahuan berkembang dengan trial and error-nya untuk menuju pemahaman yang lebih baik terhadap alam. Percobaan, pendapat dilakukan dan kesalahan dalam hal ini adalah sangat mungkin dan wajar. Ilmu astronomi sudah menarik perhatian umat manusia sejak manusia dapat melihat langit. Dari pemahaman bahwa langit adalah abadi oleh aristoteles sampai teori dentuman besar milik Edwin Hubble, dari geosentrisnya ptolomeus sampai heliosentris dari Copernicus. Semua itu adalah usaha manusia untuk memahami ada apa diatas sana. Umat islam sendiri tidak bisa dikatakan tak ikut berfikir tentang langit, ilmu falak adalah salah satu buktinya. Umat islam seharusnya menyandarkan paencariannya kepada Al-Qur`an dan dengan niat mempelajari ilmu Allah bukan untuk mencari keuntungan materi yang tak sedikit menyengsarakan umat manusia seperti bom atom dan senjata biolagi yang mematikan.

Al-Qur`an menyediakan jalan seluas-luasnya kepada kita untuk mencari hipotesis bagi pengamatan langit. Dan pada makalah ini dijelaskan kenapa Allah mendahulukan suatu ayat atas ayat lain dan apa hikmahnya.


KAJIAN TEORI

Qur`an terdiri atas surat-surat dan ayat-ayat, baik pendek maupun panjang. Ayat adalah sejumlah kalam Allah yang terdapat dalam sebuah surat dari Al-Qur`an sedang surat adalah sejumlah ayat yang mempunyai permulaan dan kesudahan. Tertib atau urutan ayat-ayat al-Qur`an ini adalah ketentuan dari Rasulullah. Kadang ayat yang datang dahulu ditaruh di awal dan ayat yang datang lebih terahir ditaruh didepan. Seperti surat al alaq yang turun pertama kali malah di taruh di jus tigapuluh. 2

Gaya penulisan Al-Qur`an adalah unik karena sama sekali tidak mengikuti aturan penulisan baku, tak ada bab dan sub bab, kadang-kadang ketika sedang menceritakan kisah orang dahulu tiba-tiba ditengahnya langsung berisi ayat hokum.3 Tidak sedikit pula satu peristiwa diulang beberapa kali dalam surat yang berbeda dan redaksi yang berbeda pula. Inilah rahasia dari Al-Qur`an ini. Begitupun dalam surat At-Thariq, ketika Allah sedang bercerita tentang bintang yang cahayanya menembus tiba-tiba disusul perintah agar kita memperhatikan dari apa kita diciptakan. Allah tak pernah berbuat sesuatu yang sia-sia, oleh karena itu pasti ada hikmah yang ada di balik tertib ayat yang seperti itu.

Bintang ()yang sudah masuk deret utama Diagram Hertzprung-Russel akan mengalami masa paling stabil. Pada tahap ini bintang seperti Matahari dapat bertahan miliaran tahun sampai ia meninggalkan deret utama. Hal ini terjadi karena terjadinya keseimbangan antara gaya gravitasi yang cenderung meruntuhkan bintang dengan radiasi dari pusat bintang yang melawan gaya gravitasi ini.4 Radiasi ini datang dari proses yang disebut fusi termonuklir yang berlangsung di pusat bintang. Reaksi pada tahap ini adalah perubahan hydrogen menjadi helium. Jika proses ini berlangsung terus lama-lama hydrogen di pusatnya akan habis. Kita akan tinjau pada bintang bermasa tinggi maupun bintang bermasa rendah.5

Pada saat hydrogen di pusat habis, pembakaran hydrogen akan berlangsung di kulit kulit bintang dan dipusatnya hanya terdapat helium. Helium yang terdapat di pusat bintang ini tidak mengalami reaksi termonuklir karena reaksi termonuklir yang melibatkan helium memerlukan lingkungan dengan temperature yang lebih tinggi dari yang dimiliki pusat bintang saat ini. Akibatnya tidak ada radiasi yang melawan gaya gravitasi, dan inti bintang mengkerut akibat gaya ini.

Saat terjadi pengerutan dan pemanasan di pusat bintang maka kulit bintang yang berisi hydrogen ikut terpanaskan dan membuat reaksi proton-proton berjalan semakin cepat. Energy yang dibangkitkan oleh reaksi yang dipercepat ini sebagian dipancarkan keluar dan melawan gaya gravitasi yang lebih kecil dari reaksi dipusat menyebabkan pengembangan selubung bintang. Pengembangan selubung bintang akan menjadikan suhu pemukaan turun dan warnanya akan semakin merah. Karena pengembangan ini bintang kemudian bergeser ke bagian kanan Diagram Hertzprung-Russel (bagian dengan temperature yang lebih rendah dan kecerlangan yang lebih tinggi). Bintang ini disebut bintang raksasa merah karena ukurannya yang besar dan warnanya merah.6

Ketika suhu bintang semakin meningkat memungkinkan helium untuk dapat melakukan reaksi termonuklir. Proses ini sangat cepat dan eksplosif sehingga diberi nama proses helium flash. Reaksi ini adalah reaksi tripel alfa yaitu helium dengan tiga intinya (partikel-partikel alfa)akan diubah menjadi elemen-elemen yang lebih berat, yaitu karbon,oksigen, dan nitrogen. Reaksi ini menjadikan inti mengembang karena sudah ada radiasi yang melawan gaya gravitasi. Tetapi radiasi yang dihasilkan tidak mampu menahan jari-jari dari raksasa merah dan mengakibatkannya mengkerut. Hal ini mengakibatkan bintang ini bergerak kearah kiri bawah dari posisinya saat menjadi raksasa merah. Pada tahap ini ada dua reaksi termonuklir yang berlangsung bersamaan, yaitu hydrogen menjadi helium di kulit dan helium menjadi karbon di pusatnya.

Setelah inti karbon di pusat terbentuk, inti bintang kembali tidak melakukan reaksi dan kembali mengkerut. Inti kembali semakin panas sehingga selubung bintang yang kelimpahan unsurnya didominasi helium mengembang. Akibatnya seperti pada saat helium yang terdapat di pusat, bintang bergerak kekanan lagi pada Diagram Hertzprung-Russel tetapi dengan kecerlangan lebih tinggi ; menjadi bintang maharaksa merah. Masa bintang sekarang dapat melebihi suatu batas massa yang disebut batas Chandrasekhar yaitu 1,14 kali masa Matahari. Akibatnya inti karbon memadat dan panas yang dibangkitkan membuat inti memiliki suhu sekitar 300juta derajat celcius. Pada saat ini reaksi termonuklir dimulai lagi, yaitu pembentukan oksigen dari karbon dengan disertai pengerutan inti. Panas akibat pengerutan akan memanaskan selubung sehingga di selubung terjadi pembakaran helium menjadi karbon.

Pemanasan ini berlangsung terus sehingga di inti berlangsung pembentukan unsur-unsur yang lebih berat, yaitu oksigen menjadi neon dan silicon. Akhirnya, dari silicon ini terbentuklah inti besi. Tahap ini bintang menjadi mirip bawang merah Karena bintang menjadi berlapis-lapis dengan setiap lapisan memiliki kandungan unsur dan reaksi termonuklir yang berbeda-beda. Pada inti bintang, berlangsung pembentukan silicon mmenjadi besi kemudian diselubungi oksigen menjadi silicon. Lapisan selanjutnya secara berturut-turut yaitu lapisan neon, karbon, helium dan hydrogen. Jika sebuah bintang sudah memiliki struktur sepeti ini maka bintang siap untuk mengakhiri hidupnya dengan cara meledak sangat dahsyat menjadi supernova.

Jika besi di pusat bintang telah terbentuk, reaksi yang melibatkan besi bukanlah reaksi termonuklir yang memancarkan energy, tetapi reaksi pembelahan atau penggabungan inti besi menjadi unsur-unsur lain yang lebih berat atau lebih ringan dengan menyerap energy. Hal ini menyebabkan inti bintang mendingin. Pendinginan ini menjadikan tidak adanya radiasi yang dapat menahan gravitasi dari lapisan-lapisan yang menyelubungi inti, dan ini menyebabkan bintang mulai runtuh dan peristiwa ini berlangsung sangat singkat hanya beberapa detik saja.

Pada saat runtuh bintang akan menjadi materi super mampat; kerapatannya dapat memampatkannya sampai 10.000 kali. Electron dari atom-atom yang termampatkan ini berhenti pada suatu batas tertentu saja dan tidak dapat lebih dimampatkan lagi. Dalam teori kuantum, dua buah partikel tidak boleh berada dalam dua keadaan yang sifat-sifatnya tepat sama (prinsip larangan pauli). Electron yang berada dalam keadaan termampatkan maksimum dinamakan electron terdegenerasi. Hal ini menjadikan bintang akan stabil meskipun tidak ada radiasi yang dapat menahan gravitasi bintang ini diberi nama bintang katai putih.7


Hydrogen helium

Helium karbon

Karbon oksigen

Oksigen neon

Neon magnesium

Magnesium silicon

Silicon inti besi



Pada saat runtuh bintang akan menjadi materi super mampat; kerapatannya dapat memampatkannya sampai 10.000 kali. Electron dari atom-atom yang termampatkan ini berhenti pada suatu batas tertentu saja dan tidak dapat lebih dimampatkan lagi. Dalam teori kuantum, dua buah partikel tidak boleh berada dalam dua keadaan yang sifat-sifatnya tepat sama (prinsip larangan pauli). Electron yang berada dalam keadaan termampatkan maksimum dinamakan electron terdegenerasi. Hal ini menjadikan bintang akan stabil meskipun tidak ada radiasi yang dapat menahan gravitasi bintang ini diberi nama bintang katai putih.8

Untuk bintang yang melebihi batas Chandrasekhar tekanan degenerasi electron tidak sanggup menahan gravitasi sehingga electron dan proton dalam atom bertemu dan saling menetralkan dengan meninggalkan netron. Netron disini adalah netron yang terdegenerasi, dan tekanan netron yang terdegenerasi ini mencegah pengerutan lebih lanjut. Setelah inti netron terbentuk dengan kerapatan amat tinggi (270 triliun gram/cm3) runtuhnya materi keinti bintang ditahan oleh inti ini sehingga tibullah suatu gelombang kejut yang memantul kearah permukaan bintang. Proses pemantulan ini, yang berlangsung sangat cepat, membuat bintang meledak hancur dan meninggalkan inti tadi yang kemudian diberi nama bintang netron( supernova). Jika Matahari menjadi bintang netron, ukurannya hanya sekitar 20 km saja tetapi dengan kerapatan yang amat tinggi.

Supernova adalah ledakan dahsyat sebuah bintang yang menghancurkan bintang tersebut karena sebagian besar masanya terlempar keluar dan menyisakan sisa yang sangat mampat. Yang dimaksud adalah supernova yang tejadi karena runtuhnya inti bintang itu sendiri bukan disebabkan adanya tumbukan dengan bintang lain. Ledakan ini sangat penting dalam memperkaya ruang antar bintang dengan unsur-unsur berat (yang lebih berat dari hydrogen dan helium) yang hanya bisa dibuat di inti bintang. Jika sebuah bintang terbentuk dari gas antarbintang yang mengandung unsu-unsur berat ini, bintang lebih kaya dengan unsur-unsur ini disbanding bintang-bintang yang tidak terbentuk dari sisa ledakan supernova.

Proses pembentukan unsur-unsur berat yang terjadi di dalam bintang sebelum ledakan supernova berlangsung dinamakan nukleosintesis supernova. Proses ini terjadi ketika pembakaran oksigen menjadi silicon; pada tahap ini terbentuklah unsur silicon,sulfur, klor, argon, kalium, kalsium, scandium, titanium, vanadium, kromium, mangan, besi, kobalt, dan nikel. Unsur yang lebih berat dari nikel terbentuk melalui proses penangkapan netron yang dikenal dengan nama proses-r. Proses-r (r=rapid atau cepat) ini berlangsung pada lingkungan yang memiliki kerapatan netron dan temperature yang tinggi. Pada keadaan ini, suatu unsyr berat mendapatkan bombardemen netron yang berlangsung cukup dahsyat dan mengalami peluruhan beta sehingga menjadi unsur dengan nomor atom yang lebih tinggi tetapi atomnya sama.

Unsur-unsur berat sisa ledakan supernova memiliki peranan penting juga dalam proses pembentukan tata surya dan evolusi anggota-anggotanya, termasuk kita. Hal ini memberikan suatu perkiraan yang cukup kuat bahwa pembentukan tata surya kita melalui gelombang kejut dari sebuah ledakan supernova. Jadi keluarga tata surya kita yang terdiri dari Matahari, Planet, Satelit, komet dan benda-benda lain terbentuk dari proses kematian bintang sebelum matahari.

Unsur-unsur tersebut memungkinkan Bumi ini terbentuk dengan dengan hampir memiliki semua unsur yang tercipta. Dan hal ini juga yang sangat memungkinkan berbagai macam makhluk termasuk kita, manusia, tercipta dengan sempurna karena melihat tubuh kita terdiri dari bermacam-macam unsur yang luar biasa kompleknya. Terlepas dari perdebatan antara pro dan kontra teori Evolusi Darwin kita dapat mengambil sebuah natijah atau kesimpulan bahwa unsur-unsur tubuh kita diciptakan diawali dari bintang. Mungkin inilah sebabnya kenapa Allah mendahulukan ayat

                 

1. Demi langit dan yang datang pada malam hari,

2. Tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?

3. (yaitu) bintang yang cahayanya menembus,

4. Tidak ada suatu jiwapun (diri) melainkan ada penjaganya.9


Daripada ayat selanjutnya yaitu

    

5. Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?10

Dan tahap pembentukan  (manusia) dijelaskan dengan dua ayat selanjutnya yang akan dipahami oleh ilmu embriologi yaitu

          

6. Dia diciptakan dari air yang dipancarkan,

7. Yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.11

KESIMPULAN

Unsur-unsur berat diciptakan dari reaksi termonuklir dalam bintang dimulai dari pembentukan helium dari hydrogen dan seterusnya sampai tercipta inti besi. Dan bintang akan meledak yang disebut supernova menghamburkan semua unsur penyusunnya. Dari unsur-unsur tersebut terciptalah planet dan semua benda langit termasuk tubuh kita. Jadi hikmah dari pengurutan ayat surat at-thariq dari ayat 1 sampai 5 adalah dapat menjadi petunujuk ilmiah dari penciptaan unsur-unsur berat ini.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kami ucapkan kepada ibu Winarti, M.Pd sebagai dosen IPBA dan teman-teman PME divisi astronomi.

DAFTAR PUSTAKA

Admiranto Gunawan,2009,Menjelajahi Bintang, Galaksi dan Alam Semesta, Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Muhammad Muhyidin,2006,Asal Usul Manusia, Yogyakarta:IRCiSoD

Agus Puwanto,2007,Ayat-Ayat Semesta,Yogyakarta:Mizan

Syadali Ahmad,2000,Ulumul Qur`an untuk Fakultas Tarbiyah, Bandung: Pustaka Setia

Shobuni Ali,2003, At Tibyan Fi Ulumil Qur`an, Jakarta:Darul Kutub Islamiyah

http://id.wikipedia.org/wiki/Katai_Putih

http://id.wikipedia.org/wiki/Bintang

http://id.wikipedia.org/wiki/ Diagram_Hertzsprung-Russell



1 Muhammad Muhyidin,2006,Asal Usul Manusia, Yogyakarta:IRCiSoD

2 Syadali Ahmad,2000,Ulumul Qur`an untuk Fakultas Tarbiyah, Bandung: Pustaka Setia hal 78

3 Shobuni Ali,2003, At Tibyan Fi Ulumil Qur`an, Jakarta:Darul Kutub Islamiyah


4 http://id.wikipedia.org/wiki/ Diagram_Hertzsprung-Russell

5 Admiranto Gunawan,2009,Menjelajahi Bintang, Galaksi dan Alam Semesta, Yogyakarta: Penerbit Kanisius

7 http://id.wikipedia.org/wiki/Katai_Putih

8 http://id.wikipedia.org/wiki/Katai_Putih

9 Agus Puwanto,2007,Ayat-Ayat Semesta,Yogyakarta:Mizan

10 ibid

11 ibid